Sabtu, 24 Desember 2011

TRIBUTE TO MY GRANDFATHER

Mungkin ada benarnya anggapan yang menyatakan bahwa manusia setelah tua, akan berperilaku seperti anak-anak. Terbukti dari kehidupan kakek dan nenek saya. Mulai dari permintaan yang harus dituruti, sifat keras kepala maupun hal-hal kecil yang selalu jadi sumber keributan.


Ceritanya, saya mempunyai kakek dan nenek dari ayah saya yang kerjaannya selalu ribut tiap hari. Anehnya, mereka berdua tidak mau dipisah. Namun jika bersatu selalu ribut. Kakek saya orangnya keras kepala. Sedangkan nenek saya orangnya cerewet. Masalah sekecil apa pun akan jadi keributan besar. Meskipun tiap hari ribut, mereka tidak pernah adu fisik. Hanya kenceng-kencengan suara saja hingga kedengaran tetangga. Hehe...

Mangkanya sewaktu kakek dan nenek saya pergi ke luar kota, tetangga sebelah rumah bilang, ”Kok sepi ya?”. Mungkin dia kangen sama keributan sehari-hari kakek dan nenek saya. Mungkin kalau tetangga saya masih ABG, dia bakal bilang, ”Gak Ada Loe Gak Rame”.. Hehe..

Nah berikut beberapa kejadian yang sering terjadi:

Setiap pagi, nenek saya selalu menanak nasi dan menyiapkan aneka lauk pauk untuk kakek saya. Namun setiap kali menghidangkan makanan, selalu disertai omelan. Beberapa kata yang sering muncul dari nenek saya, ”Cepetan makan sana... Kalau makan jangan banyak-banyak... dsb” (red: percakapan dalam bahasa jawa).

Sedangkan kakek saya orangnya keras kepala. Jadi ceritanya, beliau punya penyakit batuk akibat penyakit paru-paru sehingga beliau harus minum obat secara rutin. Nah banyak jenis obat yang dibelikan oleh anak-anaknya. Jika ditanya apa sudah minum obat, jawabnya selalu, ”sudah”. Namun anak-anaknya curiga ketika beliau sering batuk. Ternyata setelah dicek, banyak obat yang disimpan di lemari. Kontan saja anak-anaknya marah, lha obatnya tidak diminum. Mereka hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mengelus dada.

Selain itu, kakek saya sering ke depan rumah tanpa memakai baju. Katanya gerah. Padahal udara malam sangat berbahaya bagi kesehatannya. Sudah berulang kali beliau diingatkan, namun sepertinya hanya dianggap angin lalu saja. Alhasil, anak-anaknya lagi-lagi hanya bisa mengelus dada.

Namun, kakek saya orangnya sangat supel. Setiap pagi beliau selalu duduk di depan rumah dan menyapa tetangga maupun penjual sayur yang lalu lalang di jalan. Setiap orang yang lewat di depan rumah kakek saya, pasti mereka mengenal beliau. Kakek saya orangnya juga rajin beribadah. Dia tidak pernah datang terlambat ke masjid. Maklum, letak masjidnya persis di depan rumah kakek saya. Hehe...

Suatu ketika di sore hari, kakek saya sangat mengidamkan bakso. Diam-diam beliau membeli bakso sendiri di warung sebelah rumahnya. Waktu membawa bakso masuk ke dalam rumah, tiba-tiba beliau bilang, ”Saya tidak kuat lagi.” dengan tangan bergetar. Setelah menaruh bakso, beliau diantar ke rumah sakit oleh tetangga saya dengan menggunakan becak. Meskipun kondisi pucat, beliau masih sempat bercanda dan menyapa para tetatangga yang ditemuinya di jalan.
Setelah sampai di rumah sakit, kakek saya ditunggui oleh nenek saya. Beliau membawa tasbih sambil membaca doa dan shalawat. Lalu beliau menyuruh nenek saya untuk shalat. Pada waktu nenek saya mengakhiri salam dan melihat kakek saya terbaring di tempat tidur, kakek saya sudah tidak bernyawa lagi dengan tasbih terjatuh di lantai.

Nenek saya menangis. Bahkan nangisnya sampek beberapa hari. Setelah itu nenek saya seperti merasakan kehilangan banget. Maklum, sehari-hari mereka tinggal berdua serumah. Beliau seolah menyesal atas apa yang dilakukannya terhadap kakek saya.

Kepergian kakek saya juga membawa duka bagi orang-orang yang dekat dengan beliau. Pak Hasyim, tetangga yang selalu shalat berjamaah dengan kakek saya, langsung pingsan sewaktu diberitahu kakek saya sudah tidak ada lagi. Beliau bahkan menangis. Beliau bercerita bahwa selama seminggu ini dia melihat wajah kakek saya seperti memancarkan sinar putih dan terlihat lebih gagah. Beliau tidak menyangka itu pertanda akan kepergiaan beliau untuk selama-lamanya.

Semoga segala amal ibadah kakek saya diterima Allah SWT dan tersenyum bahagia di surga-Nya. Dan semoga nenek saya diberi ketabahan kehilangan sosok yang dia cintai yang sewaktu masih muda adalah sosok pekerja kerjas dan menjadi tulang punggung keluarga hingga anak-anaknya berhasil seperti sekarang ini.

Sekarang, saya sudah tidak punya kakek lagi. Tinggal dua orang nenek. Yang jadi pertanyaan saya adalah apakah memang usia wanita lebih panjang ketimbang laki-laki? I dont know... Wallahu alam bi showab...

*terharu, tiba-tiba ingat beliau.*






0 komentar:

Posting Komentar

 
;