Minggu, 11 Desember 2011

MOTIVATOR JALANAN DARI KALIMANTAN TIMUR


Dari kiri: Syamsudin, Hengky, Faizal. (saya jadi tukang fotonya jadi gak kelihatan, he)
Satu bulan yang lalu saya bersama rekan saya mendapat undangan untuk mengisi pelatihan di Islamic Centre Samarinda Kalimantan Timur. Saya senang sekali sebab selama seumur hidup saya, baru kali ini saya pergi ke pulau Kalimantan. Sebelum berangkat, saya menyiapkan segala sesuatunya mulai dari pakaian hingga kamera. Saya yakin ini adalah pengalaman menyenangkan yang tidak akan saya lupakan dalam hidup saya.

Saya bersama rekan menuju pulau Kalimantan menggunakan pesawat Lion Air dari Bandara Juanda Surabaya menuju Bandara Sepinggan Balikpapan. Ternyata Bandara Sepinggan sangat bagus. Letaknya di pinggir pantai membuat pemandangan di sekeliling bandara sangat indah.

Di ruang tunggu, sudah siaga seorang supir taksi yang bertugas menjemput saya dan rekan saya. Mobil taksi yang saya tumpangi bukan mobil sedan seperti di pulau Jawa, melainkan mobil Kijang Innova.

#Bodi Preman, Hati Baik

Supir taksi yang membawa kami ke Samarinda memiliki tubuh besar, berkulit coklat kehitaman dan logat bicaranya seperti orang dari Indonesia Timur. Meskipun sekilas perawakannya mirip preman, ternyata orangnya sangat baik, lucu dan menyenangkan. Selama perjalanan kami dihibur dengan musik-musik easy listening. Cara mengemudi mobilnya juga sangat mahir sehingga kami  merasa nyaman. Sambil mengemudikan mobil, si supir lalu memperkenalkan diri namanya Hengky. Tidak itu, sepanjang perjalanan beliau menceritakan pengalaman hidupnya.

#Separuh Hidup Dihabiskan Di Jalanan

Beliau lalu bercerita bahwa separuh dari hidupnya dihabiskan di jalanan alias berprofesi sebagai supir. Mobil Kijang Innova yang dikendarai sekarang ini adalah miliknya. Hasil dari kerja kerasnya selama ini. Pada mulanya dia bekerja pada seorang Pak Haji yang memiliki usaha taksi. Beliau bekerja puluhan tahun mulai mobil Pak Haji memiliki 1 mobil taksi 1 memiliki 13 mobil taksi. Lalu beliau berpikir, “Wah kalau saya begini terus kapan saya punya mobil sendiri”. Akhirnya pada tahun 1997 beliau memutuskan mengundurkan diri. Sebelum mengundurkan diri, Pak Haji memberikan uang 40 juta kepada beliau sebagai uang pesangon. Pak hengky pertama menyangka uang itu sebagai uang pinjaman. Beliau lalu mengembalikan uang itu kepada Pak Haji. Beliau bilang tidak mau menerima uang sepeser pun dalam bentuk pinjaman. Lalu Pak Haji menjelaskan kalau beliau ikhlas memberikan uang itu kepada Pak hengky. Sebab Pak Hengky selama ini sangat berjasa, setia dan jujur dalam menjalankan tugasnya sebagai supir. Uang tersebut merupakan bentuk ucapan terima kasih atas pengabdian Pak Hengky. Akhirnya, Pak Hengky menerima uang tersebut.

Uang tersebut tidak dihabiskan begitu saja, melainkan beliau gunakan sebagai uang muka untuk membeli mobil Kijang Innova. Mobil tersebut lalu beliau gunakan sebagai taksi. Hasil dari mengemudi taksi beliau gunakan untuk membayar uang angsuran mobil. Kini, beliau sudah memiliki 2 buah mobil Kijang Innova.

#Orang Ambon Yang Lahir, Besar Dan Memilih Menghabiskan Hidupnya Di Samarinda

Ada fakta yang menarik dari Pak Hengky. Jadi Pak Hengky itu sebenarnya orang ambon. Tapi beliu lahir dan besar di Samarinda. Anehnya, beliau tidak mau kembali ke Ambon karena di sana banyak kerusuhan. Beliau lebih senang tinggal di Samarinda sebab daerahnya damai.
Banyak hikmah yang bisa saya petik dari perjalanan hidup beliau. Berikut ceritanya:
Beliau bercerita bahwa sekarang banyak temannya yang menjadi kepala dinas padahal dulu waktu sekolah dia adalah tukang contek. Mereka pun bermacam-macam wataknya, ada yang baik, ada yang sombong. “Badannya dilebar-lebarin,’ kata Pak Hengky.

#Sungai Adalah Hajat Hidup Orang Banyak

Kata Pak Hengky, orang Kalimantan dulu hidupnya di sungai sebab sungai merupakan hajat hidup. Maklum dulu mayoritas wilayah Kalimantan adalah hutan jadi transportasi sulit. Selain itu rata-rata diameter kayu berukuran 40-120 m. Dengan kocaknya beliau menceritakan percakapan dengan ibunya dulu waktu masih remaja, “Mak, kenapa Bapak dulu tidak mengambil tanah di daratan? Kalau Bapak dulu mengambil tanah di daratan, pasti sekarang keluarga kita menjadi kaya raya.” Jawab Ibunya Pak Hengky, “Gila kamu Heng! Butuh waktu 2 bulan untuk memotong kayu.”

Yah, waktu itu belum ada peralatan berat yang digunakan untuk memotong kayu besar seperti sekarang ini. Yang ada hanyalah sejenis kapak. Sekarang kondisi sudah berubah. Banyak wilayah hutan yang kini menjadi jalan umum, perumahan dan sarana publik. Orang-orang yang mengambil tanah di daratan kini menjadi orang kaya raya sebab mereka memiliki tanah tidak perlu membeli tanah. Dulu sempat berlaku kebijakan bahwa siapa yang tinggal di atas tanah, maka tanah itu menjadi hak milik orang yang tinggal di atas tanah itu. Sekarang kebijakan itu sudah titdak berlaku lagi. Tidak semua orang bisa mencaplok tanah dengan mudahnya.

#Ingin Kuliah, Tidak Ada Biaya

Pak hengky juga bercerita bahwa orang tuanya bukanlah orang yang memiliki pendidikan tinggi. Melainkan hanya lulusan SD. Profesi ayahnya adalah seorang satpam. Pak Hengky masih ingat betul waktu itu dia ranking 2 se-SMA. Setelah lulus, beliau bilang ke ayahnya, “Pak, saya mau kuliah.” Jawab ayah Pak Hengky, “Kalau kamu mau kuliah, Bapak tidak ada biaya.”

Glekk...

Pak Hengky merasa seperti disambar petir. Beliau yakin secara otak di mampu kuliah. Tampaknya saat itu kuliah adalah harapan kosong sebab ayahnya tidak memiliki biaya. Pak Hengky lalu mengurung diri di dalam kamar. Masa depan indah yang beliau impikan seperti mimpi di siang bolong.

#Kejujuran dan Sopan Santun

Namun beliau masih ingat ajaran orang tuanya yang selama ini dia pegang hingga beliau sukses seperti sekarang ini yaitu mengenai kejujuran dan sopan santun. Ayahnya bilang kalau menjadi orang jujur akan dipercaya oleh orang lain. Dan itu terbukti. Meskipun Pak Hengky sekarang  sudah berhenti bekerja sebagai supir ke Pak Haji, Pak Haji masih sering telpon ke Pak Hengky menanyakan apakah supirnya bertindak ugal-ugalan di jalan. Pak Hengky masih percaya kepada Pak Hengky hingga sekarang. Bahkan Pak Haji tidak segan-segan memecat supirnya yang ugal-ugalan di jalan jika mendapat laporan dari Pak Hengky.

#Mending Lihat Sponge Bob

Pak Hengky juga mengkritik para politikus yang sering tampil di TV. Beliau bilang, “Mending lihat Sponge Bob ketimbang lihat para politikus di TV. Saya muak melihat wajah mereka.” Maklu, Pak Hengky bilang jangan Jakarta saja yang diurusin, tetapi daerah luar juga. Contoh kasus warga negara Indonesia yang tinggal di daerah perbatasan dengan Malaysia. Para politikus dengan mudahnya bilang warga negara Indonesia yang menjadi warga negara Malaysia tidak memiliki nasionalisme. Pak Hengky tidak setuju dengan pendapat itu. “Ini bukan soal nasionalisme, ini soal urusan perut. Orang tidak akan memikirkan nasionalisme sebelum perutnya kenyang.” Pak Hengky berpendapat bahwa mereka tidak peduli apa warga negaranya, yang mereka pedulikan hanyalah bagaimana mereka bisa makan untuk bertahan hidup.

#Penyanyi Cafe Menang di Gaya

Ternyata Pak Hengky juga pernah merantau ke Jakarta mengadu nasibnya. Ya, dia mengadu nasibnya dengan cara menjadi penyanyi cafe. Namun profesi tersebut tidak bertahan lama, sebab “Penyanyi cafe cuma menang di gaya” kata Pak Hengky. Sementara untuk penghasilan pas-pasan. Akhirnya beliau memutuskan kembali ke Samarinda untuk menjadi sopir. Penghasilan yang didapatkan lebih besar ketimbang menjadi penyanyi cafe.

#Matilah Di Tangan Tuhan, Jangan Mati Di Tangan Supir

Sebagian supir taksi kalau mengemudikan mobil ugal-ugalan. Hal ini menyebabkan penumpang merasa takut dan khawatir kalau nyawanya berakhir tragis. Usia hidup seseorang tidak ada yang tahu, semua nyawa manusia ada di tangan Tuhan. Namun kalau seseorang sedang naik taksi yang supirnya ugal-ugalan, bisa-bisa dia mati akibat kecerobohan si supir. Oleh karena itu, jika berpergian menggunakan taksi, pilihlah supir yang memperhatikan keselamatan dan kenyamanan Anda. Jangan sampai Anda meninggal di tangan supir. Meninggalah di tangan Tuhan.

#Anak Sekarang Modal Harus Disiapkan

Pak Hengky bercerita mengenai kehidupan keluarganya. Jadi beliau itu tujuh bersaudara. Ketika beliau dan saudara-saudaranya sukses seperti sekarang ini, sayang ayahnya sudah meninggal sehingga tidak bisa melihat kesuksesan anaknya sekarang ini. Dia menceritakan perbedaan kehidupan remaja jaman dahulu dengan sekarang. “Kalau dulu, anak disuruh apapun tidak malu. Tapi kalau anak jaman sekarang, modal harus disiapkan.” kata beliau. Dia teringat dulu sewaktu teman-temannya kuliah, dia harus bekerja kasar di pabrik kayu untuk bertahan hidup. Kemudian dia bekerja sebagai supir. Sedangkan sekarang, jarang ada anak yang mau bekerja kasar. Semua kebutuhan sudah dibiayai orang tua. Itulah kenapa mental anak-anak jaman sekarang payah.

#Lebih Kaya daripada Pemilik Hotel

Salah satu pengalaman menyupirnya yang paling berkesan yaitu saat Pak Hengky menjadi supir seseorang yang memiliki beberapa hotel mewah. Waktu itu, si penumpang duduk di sebelah pak Hengky. Orang tersebut memakan bubur sambil menitikkan air mata. Pak Hengky bertanya kepada orang tersebut, “Hbu kenapa kok menangis?”. Lalu dia bilang “Heng, saya memang memiliki harta yang banyak. Saya bisa pergi keliling dunia ke tempat mana saja yang saya mau. Namun, saya divonis sama dokter bahwa saya tidak memakan apapun kecuali bubur karena saya punya penyakit. Pak Hengky dalam hati mengatakan, “Berarti saya lebih kaya dari kamu. Saya bisa makan apa pun yang saya sukai tanpa harus khawatir terkena penyakit.” Ternyata kesehatan adalah kekayaan yang luar biasa. Meskipun harta berlimpah tetapi tidak bisa menikmati sama saja. Belum tentu orang kaya memiliki kesehatan sebaik kita.

#Kamu Jangan Menyesal Dengan Hidup Kamu Sekarang, Tapi Kamu Harus Hidup Lebih Baik

Inilah nasehat luar biasa dari seorang supir yang berhasil. Pak Hengky mengambil hikmah dari perjalanan hidupnya selama ini. Meskipun dia bukan berasal dari keluarga berada, beliau tidak mau mengeluh apalagi menyerah. Sebaliknya beliau berusaha untuk selalu fight agar kehidupannya berubah menjadi lebih baik. Dan berkat ketekunan, kejujuran dan semangatnya selama ini, kehidupan berubah drastis 180 derajat dibandingkan

#Hobi membaca, biar nasib sopir, tetapi tidak mau kalah

Saya salut dengan hobi Pak Hengky yang jarang dimiliki oleh supir kebanyakan yaitu membaca. Ternyata Pak Hengky hobi sekali membaca buku terutama yang berkaitan dengan manajemen. Maklum, rata-rata penumpang taksi Pak Hengky adalah bos perusahaan atau orang-orang penting. Agar kalau diajak ngobrol nyambung, Pak Hengky menyisihkan sebagian pendapatannya untuk membeli buku. Wajar saja jika pengetahuan Pak Hengku wawasannya sangat luas. Meskipun bukan seorang sarjana, untuk urusan belajar beliau tidak mau kalah. Salut..

# Sukses di usia 40 tahun
Pak Hengky berpesan kepada saya dan rekan saya yang masih muda bahwa orang ketika menginjak usia 40 tahun harus sukses. Sukses disini berarti memiliki keluarga harmonis dan kondisi finansial sudah mapan. Dengan demikian, kita bisa menjalani hidup dengan tenang dan bahagia.

Dalam perjalanan selama 2 jam dari Balikpapan menuju Samarinda, banyak hikmah kehidupan yang bisa saya petik dari seorang motivator jalanan yaitu Pak Hengky. Terima kasih banyak Pak atas ilmu dan nasehatnya. Semoga kita diberi umur panjang agar bisa bertemu kembali.

Saya yakin di luar sana masih banyak orang-orang yang kelihatannya memiliki profesi remeh, tetapi menyimpan kisah hidup dan kebijaksanaan hidup yang luar biasa.

Semoga bermanfaat...=)

0 komentar:

Posting Komentar

 
;