Kamis, 20 Oktober 2011

BERGAULAH DENGAN PARA TETANGGA


Hari rabu kemarin, saya mengurus perijinan IMB seseorang, sebut saja Mr. K. Pertama kali melihat orangnya kesan yang muncul nakal dan preman. Bagaimana tidak, dia memakai anting-anting ditelinga kanan dan kirinya. Bajunya gaul ala distro, warna kuning bertuliskan "Jerussalem". Style-nya anak muda banget meskipun usianya yang sudah tidak muda lagi. 

Meskipun tampangnya preman, tetapi begitu berbicara dengan orangnya ternyata orangnya sangat ramah. Perasaan saya yang semula takut berubah menjadi cair. Bahkan saya malah akrab sama dia.

#Pelajaran 1: Dont Judge The Book by Its Cover.

Setelah itu saya berkunjung ke tempat usahanya untuk mengetahui secara persis lokasi dan detail bangunannya. Lalu saya pergi ke rumah di samping kiri dan kanan dari tempat usaha tersebut. Hal ini sebagai persyaratan pengurusan perijinan yaitu harus ada tanda tangan para tetangga di sekitar tempat tersebut.

Orang pertama dan kedua kooperatif. Mereka mau memberikan tanda tangan. Sementara ketika saya menjumpai orang ketiga, dia tidak mau tanda tangan pada lembaran yang saya sodorkan. Dia hanya bilang, "Kalau begini baru butuh tetangga." Dia lalu bercerita bahwa klien saya jarang berhubungan dengan para tetangga. Orangnya cuek. Lalu orang tersebut mempersilahkan saya untuk ke tetangga lainnya terlebih dahulu. Jika yang lain mau memberikan tanda tangan, dia akan tanda tangan juga.

Akhirnya saya bertemu dengan orang yang sudah lama tinggal di daerah tersebut. Dia juga menceritakan hal yang sama. Lalu dia bercerita mengenai sejarah tempat usaha klien saya karena dia mengetahui secara persis sejarah tempat tersebut.

Saya pun mendengarkan sungguh-sungguh karena ini fakta baru bagi saya. Bapak tersebut bercerita kalo dulu yang memiliki tempat usaha tersebut adalah Mr. P dan Mr. Y. Sedangkan klien saya dulu supirnya mereka. Kedua orang tersebut sangat ramah dan akrab dengan tetangga. Jika ada apa-apa mereka tidak sungkan untuk meminta bantuan. Sedangkan klien saya kebalikannya. Tidak pernah mau tahu sama tetangga. Seperti hidup sendiri.

Makanya para tetangga enggan untuk memberikan tanda tangan karena selama ini mereka merasa dicuekin. Apalagi klien saya masih muda. Berbeda dengan para tetangga yang rata-rata sudah tua.

Ya tidak dapat dipungkiri kalau bergaul dan kenal dengan orang-orang di sekitar rumah sangat perlu. Jika kita butuh bantuan, siapa lagi yang menolong jika bukan mereka. 

#Pelajaran 2: Bergaulah dengan para tetangga di sekitar rumah. Siapa tahu Anda membutuhkan bantuan mereka sewaktu-waktu.


Malang, 20 Oktober 2011

Sumber gambar : www.realbollywood.com





0 komentar:

Posting Komentar

 
;